Sejarah Sriwijaya Dalam Proses Menjadi Indonesia
20.57.00
“Aku ingin kita mengingat Sriwijaya... seperti
mengingat Majapahit yang sejarahnya mengantarkan kita menjadi Indonesia” – Bung Karno
Jawaban itulah yang
menjadi pertanyaan “kenapa pada saat
persemian Hotel Indonesia, yang dipilih adalah menggunakan pakaian adat
Palembang yang merupakan warisan dari Kerajaan Sriwijaya?” oleh Iskandar
Ishak yang merupakan Direktur Hotel Indonesia pada jamannya di 1962.
Tapi.. jika seseorang
bertanya kepadaku “Kenapa lebih memilih
pakaian adat Palembang...?”
Jawabannya “karena aku ingin kamu dan aku, dan semua
yang hadir disini menjadi saksi bahwa adat yang kita bawa dipelaminan ini
melambangan bahwa kita adalah orang Palembang, yang bangga akan sejarah, serta
biar anak cucu kita bisa membanggakan sejarah ini”.. huahahahah #plaaaaak
Oke guys... hari ini
(23/07/2016) *ceritanya lagi live blogging nih*.. berhubung lagi libur dari
penatnya suasana kantor *ceileh orang kantoran hahaha*, mumpung weekend dan
kebetulan di Palembang lagi ada Festival Sriwijaya, makanya diri ini mengisi
waktu untuk merefreshing diri, kebetulan juga lagi ada kelas Akber Palembang yang kali ini mengangkat tentang “Bercerita Sriwijaya”.. wuuuuiiih *feeling
excited*.. #SerbaKebetulan #ApakahIniTakdir #Entahlah
Berlokasi di Museum Sultan Mahmud Badarudin II, membicara tentang “Membaca
Sriwijaya”, awalnya daku kira bakalan membahas mengenai apa itu Kerajaan
Sriwijaya, kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya, Siapa sih Raja yang memimpin,
dan seluas apa sih wilayah kekuasaannya.. banyak banget nih yang terngiang
dikepalaku.. #OtakMulaiGoyang
Tapi ternyata apa yang
aku pikirkan tidak sejalan dengan pembicara kelas Akber Palembang kali ini
maksud, yaitu oleh Bang @JJRizal, yang merupakan peminat sejarah.
Bang @JJRizal bercerita
mengenai fakta andil Sriwijaya dalam membentuk Indonesia, mulai dari dipilihnya
Pakaian Adat Palembang, serta Mozaik yang terukir di Restoran Ramayana didepan
Hotel Indonesia yang menjadi lokasi Peresmian dengan tema “Barisan Bineka
Tunggal Ika”... serta ungkapan Bung Karno yang mengatakan bahwa “Hotel
Indonesia adalah Wajah Muka Indonesia”.
Dari ungkapan tersebut
bisa diartikan makna tersirat bahwa Bung Karno ingin memperlihatkan bahwa Sriwijaya
dan sejarahnya merupakan satu diatara proses yang membentuk Indonesia. (kalo
bahasa anak gahoel sekarang mungkin Bung Karno sedang memberikan #Kode #KodeKodean
#KodeYangHarusDipahami)
Melalui kelas AkberPalembang kali ini aku juga baru tahu bahwa selama ini aku telah tertipu serta
terjebak dalam pengaruh buku sejarah yang berada dilingkup Sekolah Dasar... dan
yang parahnya aku baru menyadari itu sekarang *hiks hiks*.. tapi tidak apa
setidaknya aku telah sadar bahwa penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya itu bukan
diserang oleh Kerajaan Majapahit, apalagi diserang oleh Negara Api.. toh
ternyata Kerjaan Sriwijaya itu berbeda massa dengan Kerajaan Majapahit.. (*O*)
oooooooo....
Bisa dilihat juga dari
Hasil Putusan Kongres Pemuda Indonesia, yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pemersatu, yang berasal dari bahasa melayu, yang merupakan bahasa yang
diwariskan dari Kerajaan Sriwijaya.
Lewat Kelas AkberPalembang kali ini membuka mata aku yang selama ini memang terbuka tetapi
tertutupi oleh informasi dari buku sejarah yang tidak diupdate oleh pengarang
dibuku pelajar tersebut... serta minimnya informasi tentang sejarah Sriwijaya
yang jika dibandingkan dengan Majapahit yang lebih tebal lembar bahasannya
dibuku pelajaran. Yah semoga tidak banyak mantan anak Sekolah Dasar yang
terjebak salah informasi sejarah sepertiku.
Kelas Akber Palembang
hari ini yang mulainya dari 14:30 WIB, saking antusiasnya bahasan serta
banyaknya pertanyaan membuat waktu cepat berlalu, dan gak kerasa udah magrib
aja.. Akademi berbagi memang bikin Happy.
4 komentar
Jadi siapakah yang meruntuhkan Sriwijaya?
BalasHapusyang pasti sebelum negara api menyerang hahahah
BalasHapusYaa ampun itu bang jj rizal makin unyu aja, dah lama ngak bersua
BalasHapusSebelum Negara Api menyerang, dan sebelum Sriwijaya runtuh kabarnya harta pusaka Sriwijaya dibuang ke sungai Musi. Jadi kalau mau nyari harta karun Sriwijaya ayo kita selami Sungai Musi. Muehehe
BalasHapus