Memahami Berita dan Opini
02.24.00
Oleh Prof. Amzulian Rifai,SH.LLM.Ph.D
Curriculum Vitae
Amzulian Rifai adalah Dosen Fakultas Hukum UNSRI. Pernah menjadi
pimpinan majalah sekolah Gema Siswa (semasa SMA 1982-1984), aktivis mahasiswa,
pimpinan umum harian Media Musi Rawas di Lubuk Linggau, kolomnis diberbagai
harian diantaranya SINDO, Sumatera Ekspress, dan Berita Pagi. Telah menulis lebih dari 400 artikel di Surat
Khabar, menjadi pembicara lebih dari 275 kali diberbagai seminar dan
menerbitkan sekitar 15 buku. Menulis,
tetap menjadi hobby dengan prinsip “tidak harus menulis yang berat-berat. Topik
sederhanapun dapat menjadi objek tulisan.”
Abstrak
Profesi penulis juga beresiko. Diantara mereka ada yang bermasalah
dikarenakan tulisannya. Wajar saja
dikarenakan suatu tulisan dapat melahirkan bermacam interpretasi. Itu sebabnya, seorang penulis harus memahami
beberapa macam bentuk tulisan. Berita
dan opini harus difahami secara benar jika dituangkan dalam tulisan. Berita
adalah bentuk tulisan non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual.
Saya beberapa
kali “kena marah” pembaca dikarenakan opini-opini yang dimuat dalam berbagai
kesempatan. Persoalannya mungkin
sederhana karena mencampuradukkan antara fakta dan opini. Apalagi jika opini tersebut merugikan orang
lain karena tidak benar, tidak berdasarkan fakta.
Macam-macam pengalaman saya yang
hobby menulis (walaupun bagi sebagian orang tulisan-tulisan saya sederhana
saja). Suatu waktu saya menulis tentang
Sumatera Selatan yang menurut saya sederhana saja. Diantaranya menulis tentang kondisi jalan di
Sumatera Selatan. Diluar dugaan saya
“opini tentang jalan di Sumatera Selatan” membuat pendukung Gubernur saat itu
“marah besar.” Saya ditelpon, termasuk
ditakut-takuti melalui telpon. Pada
kesempatan lain saya dikuliahi agak keras oleh senior karena tulisan itu
dinilai sebagai opini “yang kasar” tidak memperhitungkan perasaan para
senior. Banyak lagi pengalaman saya
sebagai penulis yang terkadang mencampur adukkan antara fakta, berita dan opini
saya pribadi. Apalagi jika opini itu
dinilai datang dari “anak kecil” bukan seorang sarjana apalagi seorang Guru
Besar. Bahkan sebagai seorang professorpun
tidak juga menjamin bebas dari amarah orang lain terhadap opini yang dihasilkan.
Atas dasar pengalaman itu dan
dinamika masyarakat kita, maka penting bagi siapa saja yang bergerak dalam
aktivitas tulis-menulis untuk memahami beberapa jenis tulisan diantaranya
seperti berita, opini, kolom, esai.
Apakah yang
disebut sebagai News (berita)?
News atau
berita adalah bentuk tulisan non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual,
yang lazim disebut sebagai stright news (berita lempang atau berita langsung).
Selain itu masih ada spot news (berita singkat); interpeted news (berita
pendapat); interpretative news (berita dengan interpretasi); investigative news
(berita penyidikan) dll.
Apakah yang
disebut sebagai Artikel?
Masyarakat
luas, mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid,
bulletin, jurnal dan news letter)
sebagai artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel disebut
sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel adalah salah satu bentuk
tulisan non fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis
dan opini dari penulisnya.
Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia disebutkan, artikel adalah sebagai karya tulis lengkap
di majalan atau surat kabar. Dengan definisi seperti itu maka, artikel ini
berupa karya tulis umum yang bersifat luas serta bebas. Oleh karena itu,
artikel itu bisa berupa opini, esai, atau sekaligus semacam berita.
Apakah beda
artikel dengan opini dan kolom?
Dalam
pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom bahkan juga esai dianggap sama
dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini
dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si
penulis lebih diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis
biasanya dikemukanan dalam bentukanalisis atau data dan fakta tandingan, yang
berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya
analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa
mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel, opini, esai atau tulisan
lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.Apakah yang
disebut sebagai features?
Feature
sering diartikan sebagai tulisan khas di media massa. Dalam KBBI, entri feature
tidak ada. Dalam kamus-kamus bahasa Inggris, feature diartikan sebagai: a distinctive or regular article in a newspaper or magazine. Dalam ilmu
jurnalistik, features merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi, dengan
karakter human interest yang kuat. Apakah yang disebut
esai?
Menurut
KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut kamus Webster (essay) adalah: a short literary
composition of an analytical, interpretive, or reflective kind, dealing with
its subject in a nontechnical, limited, often
unsystematic way and, usually, expressive of the authors outlook and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai adalah
tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara
subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.Apakah bentuk-bentuk tulisan
lain di media massa?
Yang paling
banyak dijumpai di koran dan majalah adalah berita (news). Dalam dunia
jurnalistik, news dikelompok-kelompokkan lagi menjadi spot news, stright news,
interpreted news, interpretative news, news story dll.
Selain itu masih ada bentuk-bentuk tulisan lain seperti reportase, information
story, info grafis, resensi buku/film, tajuk, resep masakan, daftar harga dll.
Bentuk
tulisan manakah yang paling mungkin untuk ditulis oleh pihak luar (bukan
wartawan atau redaksi penerbitan tersebut)? Tulisan oleh pihak luar adalah artikel,
opini dan esai. Selain itu
dapat juga dalam bentuk feature dan
reportase. Namun bentuk tulisan Opini dan Esai lebih sulit dipelajari dibanding
dengan artikel. Sementara feature juga lebih mudah dikerjakan oleh bukan
wartawan dibanding dengan reportase. Karenanya, bentuk tulisan artikel dan
feature paling mudah dan bermanfaat untuk dipelajari oleh kalangan bukan
wartawan profesional.
Apakah yang
disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?
Dalam dunia
jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi (berdasarkan
data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya.
Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut
pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya deduktif -
induktif atau sebaliknya.
Apakah beda
artikel dengan interpretative news?
Interpretative
news juga merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi yang juga diberi opini
oleh penulisnya. Namun kalau sebuah artikel sudah bisa ditulis hanya dengan
bahan data dan fakta, maka interpretative news harus berdasarkan peristiwa
faktual. Kalau artikel bisa ditulis oleh siapa saja, maka interpretative news
biasanya hanya ditulis oleh intern wartawan atau redaktur dari penerbitan
bersangkutan.
Apakah beda
artikel dengan esai?
Dalam dunia
jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam
KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah
secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang
mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel,
opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si
penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang
khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki
minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.
Secara
konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel ditulis?
Artikel
paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi,
penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk
membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode
deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan
sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya,
penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalulintas di suatu
tempat, lalu gejala umum tersebut digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah
contoh kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.
footnote:
[1] Materi
disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkt Lanjut Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya, Sabtu, 2 Juli 2011, Semata-mata untuk tujuan pengajaran
(non-komersial), materi tulisan dikutip dari beberapa sumber, diantaranya:
“Bentuk-bentuk Tulisan di Media Massa” http://dunia.pelajar-islam.or.id
0 komentar